Nabi saw Sebagai Manusia Biasa
Dengan
segala kemuliaan, kesucian, dan keagungannya itu, Nabi saw tetaplah manusia
biasa. Allah menegaskan hal ini dalam beberapa ayat Al-Quran:
Katakanlah, “Mahasuci Tuhanku, bukankah aku
ini hanyalah manusia yang menjadi rasul?”
Katakanlah, “Sesungguhnya aku ini manusia sepertimu, yang diwahyukan
kepadaku, ‘sesungguhnya Tuhanmu adalah
Tuhan Esa.’”
Kami tidak menjadikan hidup abadi bagi seorang manusia pun sebelumnya
(Muhammad).
Sisi
kemanusiaan Nabi saw tampak jelas dari kata-kata, tindakan, sikap dan perilaku,
bahkan terlihat pula dari kebiasaan yang sepele seperti buang hajat. Ketika dua
orang yang berselisih menghadap, beliau mengingatkan bahkan keputusannya
didasarkan atas fakta pengaduan, yang mungkin saja salah. Jika kalian
mengadukan perselisihan kepadaku, mungkin sebagian lebih kuat hujahnya dari
yang lain (tidak sesuai kenyataan), jangan kalian ambil, karena itu berarti aku
memberi sepotong api neraka kepadanya.”
Pernah
suatu ketika seorang badui hendak menemui Nabi saw namun, saat melihat wibawa
beliau, ia ketakutan sehingga beliau bersabda, “Jangan takut, aku hanya putra
seorang perempuan yang makan (daging) dendeng di Mekkah.”
Rasullullah
saw serta para nabi dan rasul sebelumnya adalah manusia biasa, yang makan,
minum, tidur, capek, berjalan di pasar, lapar dan haus. Seperti manusia yang
lain, beliau juga sakit, tetapi bukan sakit yang merusak citra kenabian,
seperti lepra atau kusta. Ketika sakit, Nabi saw berobat seraya memohon
kesembuhan kepada Allah dengan obat-obatan yang umum digunakan orang Arab
maupun non-Arab. Pernah beliau berbekam setelah mencicipi makanan yang dibubuhi
racun oleh orang Yahudi di Khaibar. Untuk menajamkan pandangan, beliau
bercelak.
Nabi
saw juga mengalami lupa. Pernah ketika melaksanakan shalat zuhur baru dua
rakaat beliau sudah bersalam. Setelah diingatkan, beliau berdiri lagi, kemudian
sebelumnya salam melakukan sujud sahwi. Peristiwa itu kemudian menjadi salah
satu ketetapan syariat.
Nabi
saw juga sedih dan gembira, tertekan dan lega, sumpek dan lapang, marah dan
gelisah, letih dan lelah, kedinginan dan kepanasan, dan tak luput dari bahaya.
Beliau pernah terjatuh dari tunggangan hingga terluka, pernah dihantam musuh di
medan Uhud hingga pahanya terkoyak dan giginya pecah, pernah di lempari batu
oleh sejumlah pemuda dan orang tak tahu diri di Taif. Beliau juga kerap
diancam.
Nabi
saw juga pernah disihir orang Yahudi, Labid ibn al-A’sham sehingga beliau
tertenung sekan-akan hendak melakukan sesuatu yang tidak ingin beliau lakukan
sampai akhirnya Allah menyembuhkan beliau. Jibril a.s turun membawa dua surah
perlindungan. Al-Falaq dan al-Nas, serta membacakan mantera “Dengan nama Allah,
aku melindungimu dengan mantera ini dari segala sesuatu yang mengganggumu, dari
kejahatan orang yang dengki dan dari kejahatan mata (‘ayn). Allah
menyembuhkanmu.” Masalah ini dibahas lebih jelas oleh pakar bidang ini dengan
segala pro dan kontranya.
Bukti
lain bahwa Nabi saw benar-benar manusia biasa adalah beliau pernah salah ketika
berpendapat tentang urusan dunia. Misalnya, ketika melihat orang Madinah
melakukan penyerbukan kurma, beliau menyarankan sebaiknya jangan. Tapi, ketika
saran beliau diikuti, mereka megalami gagal panen. Ketika soal itu dilaporkan,
Nabi saw berujar, “Aku hanyalah manusia. Jika aku memrintahkan sesuatu tentang
agama, ikutilah. Tetapi jika aku memerintahkan sesuatu yang berasal dari pendapatku, sebenarnya aku
hanya seorang manusia. Kalian lebih tahu tentang urusan dunia kalian.
Ketika
berunding untuk mempersiapkan perang Badar, Nabi saw menyarankan agar pasukan
muslim mengambil posisi di tempat yang jauh dari sumur. Namun Hubab ibn
al-Mundzir mungusulkan pindah ketempat yang lebih dekat dengan sumur, dan
beliau menerima usulannya.
Itulah
sifat-sifat manusiawi Nabi saw yang sama sekali tidak menodai citra kenabian
dan tidak mengganggu tugas kerasulannya.
Baca Juga : Tugas-Tugas Nabi SAW
Nasab Dan Kepribadian Nabi Saw
Nama-Nama Nabi Muhammad SawBaca Juga : Tugas-Tugas Nabi SAW
Nasab Dan Kepribadian Nabi Saw
Ref : Dr.Nizar Abazhah (2013).Pribadi Muhammad.
Jakarta: Zaman
Gambar : http://www.sholihah.web.id

0 Response to "Nabi Saw Sebagai Manusia Biasa"
Post a Comment